Senin, 25 Juli 2016

Permisivitas? - Ndox Hitam

kadang kita mungkin pernah mendengar pernyatan yg secara umum seperti, "aku tahu dia orang jahat, tetapi selama ini dia baik padaku koq dan tidak merugikanku atau orang dilingkunganku" atau
pernyataan lain semisal, "dia itu pencuri tetapi dia tidak pernah mencuri di kampungnya sendiri dan terhadap lingkungan kampungnya selalu baik", atau "dia itu bajingan tetapi tidak dirumahnya sendiri", atau "aku cocoknya ma dokter itu meskipun banyak dokter lain yang lebih pinter" atau pernyataan2x senada lainnya. dari pernyataan2x di atas, masyarakat kita selain pada dasarnya bersifat sosial,
komunal, religius (tercermin dr gotong royong, musyawarah mufakat, mendahulukan kepentingan umum dll kayak di pelajaran PMP trus ganti nama PPKN trus mbuh saiki ganti opo maneh) ternyata masyarakat kita juga punya sisi-sisi individualis dan punya semacam relatifitas, seperti kalo dalam pernyataan di atas adalah pada intinya terserah kamu mau apa yang penting aku, keluargaku, dan lingkunganku gak dirugikan.

oh iya, saya dibesarkan di jogja jadi gak tau jg apakah tulisan ini bisa merefleksikan daerah lain atau tidak, tetapi kalo masih satu nusantara ku kira ya gak beda-beda jauh. dari pemahaman tentang sisi individual dan relatifitas masyarakat inilah saya melihat sebenarnya potensi toleransi dan tingkat permisifitas masyarakat kita sangatlah tinggi. kamu mau pake pakaian robek-robek, helmmu kamu modif kayak ultramen, rambut gondrong kaya burisrowo, kaki kanan pake sandal swallow kaki kiri pake sandal melly ya silahkan saja, tapi itu tadi asalkan tidak menggangguku dan lingkaranku.

dalam dunia kreatif sebenarnya ini sangat mendukung sekali perkembangan kreatifitas warga masyarakat terutama anak mudanya, karna ada ruang untuk bebas berekspresi dan mengaktualisasikan dirinya dan tidak terpaku hanyut pada budaya massa populer mainstream bahkan mau bikin trend untuk dirinya sendiri pun sangatlah mungkin.
disadari atau tidak ini jg berpengaruh pada dunia dan budaya berpikir serta
implementasinya oleh warga masyarakat.

Makanya saya sepakat ketika seorang teman berpendapat bahwa di jogja itu orangnya macam2x dari kiri pol sampai kanan mentok juga ada termasuk yang ditengah dan diantaranya.

lhah... koq dadi dowo banget tulisanne... uwis wae lah... malah ra ono sing moco nek kedawan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar