Sabtu, 16 Juli 2016

Dunia Sungguh Asu - Mugi Astuti


Kang,
Selamat pagi sekarang ini terucap pada kopi,
Karena ternyata yang kau butuhkan hanya wedokan yang cuma bisa nangis untuk membuatmu merasa ada,,

Ya maaf, Kang,
Hari yang lalu air mata menyublim dalam keringatku saat mbabu,
Menetes memenuhi rekening bank
melunasi utang-utang yang kau buat atas nama masa depan kita,
Apakah terbaca?,,

Aku tahu hidup tak seindah puisi status pesbukmu,
Juga tak sesopan mulut yang lanyah
mengutip ayat dan hadis agar terlihat seperti orang suci,,

Ya sekali lagi maaf, Kang,

Dunia sungguh asu,
Mengukur sukses pada kemplingnya
setang bunder yang bikin kita silau hingga khilaf membabi buta,
Menyebar tanda tangan pada lembaran kredit cicilan bank,,

Ya sudahlah, Kang,
Kudengar kau sudah move on,
Sebentar lagi kawin dengan wedokan yang kau impikan,
Wedokan beriman yang tiap hari tebar omongan,
alhamdullilah wasyukurilah,
Bukan seperti aku yang cuma bisa omong wasyu kowelah,

Cuma satu pesanku,
Wedokanmu jangan kau ajak golek kreditan bank,
Karena aku tak yakin ia bisa seperti aku,
Diekspor jadi babu,,

Wis ya, Kang,
Met bahagia biar aku nglunasi utang-utang atas nama kita,
Karena meski aku mencintaimu apa
adanya,
Faktanya hidup begitu banyak biaya.
;"))

-Mugi Astuti-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar